Peran Teknologi Informasi Dalam Pelayanan Jasa Konstruksi Kepada Masyarakat
Pesatnya Kemajuan Informasi & Komunikasi
Dunia Informasi dan komunikasi saat ini
mengalami kemajuan yang sangat luar biasa. Asosiasi Penyelenggara
Jaringan Internet Indonesia
(APJII) merilis data yang mengungkapkan bahwa lebih dari setengah penduduk
Indonesia kini telah terhubung ke internet.
Survei yang dilakukan sepanjang 2016
itu menemukan bahwa 132,7 juta orang Indonesia telah terhubung ke internet.
Adapun total penduduk Indonesia sendiri sebanyak 256,2 juta orang.
Hal ini mengindikasikan kenaikan 51,8
persen dibandingkan jumlah pengguna internet pada 2014 lalu. Survei yang
dilakukan APJII pada 2014 dimana hanya ada 88 juta pengguna internet.
Ini logis terjadi karena Indonesia saat
ini berada di peringkat ke 6 dunia dalam hal peak speed. Perusahaan
internet Akamai Technologies melaporkan
hal ini dalam laporan State of the Internet terbaru. Kecepatan
internet yang dimiliki Indonesia mencapai 79,8 Mbps yang berarti ada
peningkatan siginifikan dari kwartal sebelumnya.
Jasa Konstruksi, adalah juga sebuah
dunia yang pasti terpengaruh dengan hal diatas. Saat ini system pengadaan
barang dan jasa yang dikomandani oleh LPSE telah merilis aplikasi lelang
berbasis website Versi 4.1.2 yang lebih canggih dari versi sebelumnya. Penyedia
jasa pun saat ini dapat dengan mudah mengakses paket-paket pekerjaan yang akan
dikerjakan setiap tahunnya dan tidak perlu bersusah-susah mendatangi lokasi
pelelangan karena bisa mengajukan penawaran melalui jasa internet.
Selain Jasa layanan lelang internet
atau e procurement, Provinsi Gorontalo juga
mengembangkan sistim informasi pembina jasa konstruksi atau disingkat SIPJAKI
yang berisi data-data penting dunia jasa konstruksi di Gorontalo. Sistim yang
terhubung dengan system SIPJAKI Kementerian PUPR ini terbilang cukup lengkap
karena juga bahkan berisi peluang pasar konstruksi dari pihak swasta, harga
material di daerah dan daftar tenaga ahli/tenaga kerja yang siap dimobilisasi
jika kita memenangkan tender di suatu daerah tertentu.
Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
juga sudah mengembangkan system pengendalian kemajuan pekerjaan yang mereka
namakan sebagai E Monep. Sistim ini mengendalikan semua paket
perkerjaan yang ada di provinsi ini hingga ke hal-hal detail seperti, data
perkembangan progress fisik & keuangan, foto, data GPS & masalah dan solusi
lapangan jika terjadi keterlambatan.
Pendek kata, secara keseluruhan, seluk
beluk penanganan infrastruktur di Gorontalo telah menyesuaikan diri dengan
perkembangan zaman yaitu menggunakan internet dan piranti computer sebagai alat
untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaannya.
Perlunya keterpaduan dalam mengelola informasi & komunikasi
Dalam skala yang begitu besar, (206 M
untuk tahun 2017) dan kemungkinan 175 M untuk RAPBN 2018 tentu saja membutuhkan
effort yang luar biasa untuk membelanjakannya. Pada saat planning,
system IT diperlukan untuk menyaring readiness criteria yang
dibutuhkan sebagai langkah awal mengerjakan sebuah project. Pada
saat Organizing, IT juga diperlukan untuk menyaring
siapa-siapa yang pantas menjadi penanggungjawab project yang
akan dijalankan. Penyaringan ini berhubungan dengan syarat adminstratif dan
syarat kecakapan teknis yang wajib dimiliki oleh para penyelenggara project.
Pada saat actuating, sistem IT diperlukan untuk menempatkan semua
sumber daya sesuai dengan tempat yang dibutuhkan. Jika tidak, akan terjadi
inefisiensi disana sini. Pada saat controlling, teknologi IT
diperlukan sebagai tali kendali atas semua kegiatan yang bermasalah ataupun
tidak bermasalah. Kendali ini juga diperlukan pada saat struktur yang berada
diatas atau sejajar dengan pembina jasa konstruksi membutuhkan data yang
diperlukan bagi kepentingan-kepentingan nasional.
Akan tetapi, jika organ Planning, Organ
Organizing, Organ Actuating, Organ Controlling memiliki sistim IT
masing-masing, yang akan terjadi adalah saling tindih dan saling mengabaikan.
Sistem yang satu akan menjadi pesaing atau bahkan menjadi anomaly bagi system
yang lain.
Masalah
Ada beberapa masalah yang sangat
terbaca dalam pelaksanaan amanah membangun system IT yang sedang dijalankan
Kementerian PUPR
1. Bentang alam yang sangat besar dalam pelayanan informasi &
komunikasi
Luasnya territorial Gorontalo yang meliputi 12.039 KM2 termasuk pulau
besar dan kecil merubakan berkah dan sekaligus masalah tersendiri bagi
penyelenggara negara ini. Sekalipun struktur organisasi dibawahnya solid,
Pembina Jasa Konstruksi Provinsi Gorontalo tidak mungkin mengendalikan
keseluruhan sumber daya yang meliputi uang, alat/mesin dan manusia secara
manual di seluruh Gorontalo. Dibutuhkan teknologi (dalam hal ini Sistem IT)
sebagai alat bantu untuk menjalankan tugas dan fungsinya.
2. Belum terbangunnya sistem yang terkoneksi secara baik
Di daerah kita tercinta, sudah banyak sistim IT yang terbangun secara
parsial. Contoh diatas menyebutkan kendali progress (E Monep), kendali
penganggaran (e renggar), kendali lelang (e procurement), kendali pelaksanaan,
kendali perencanaan, kendali persiapan memiliki system IT masing-masing. Ini
menyebabkan kesulitan tersendiri bagi para pengambil kebijakan dalam mengambil
keputusan atas sebuah masalah yang membutuhkan kesatuan data. Kesatuan data
inilah yang dibutuhkan bagi terbangunnya sebuah konektivitas tunggal bagi semua
system IT yang sudah ada.
3. Data/Informasi Jasa Konstruksi di daerah masih minim (ada data tapi
kurang akurat)
Ini adalah masalah yang umum ditemui. Letak quarry, jarak object
pembangunan dari jalan raya, potensi SDM, letak peralatan konstruksi, dll masih
belum bisa dipetakan secara digital. Kalupun ada datanya, biasanya terbatas
atau kadaluarsa.
4. SDM yang menangani sistim IT Jasa konstruksi terbatas
Meskipun hidup di zaman modern yang IT minded, menangani sebuah system
IT yang besar dan lengkap tidaklah mudah bagi sebagian besar orang. Ini karena
fitur-fitur yang terdapat dalam system khusus ini biasanya rumit dan memerlukan
pengetahuan yang mendetail.
5. Komitmen pemerintah daerah terhadap IT jasa konstruksi (pendanaan,
pengerahan sumber daya)
Dalam dunia birokrasi, dikenal istilah “komitmen pimpinan”. Ini
berhubungan dengan perhatian yang diberikan oleh para pimpinan dan pengambil
kebijakan mengenai suatu topik atau issue tertentu. Sistem IT yang
biasanya menjadi “penyokong di belakang layar” kadang luput dari perhatian
pimpinan dan baru akan disadari kepentingan akan eksistensinya pada saat
poimpinan membutuhkan data cepat dalam sebuah pengambilan keputusan yang
mendadak.
Bagaimana membangun sebuah sistim informasi yang baik?
Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan jika kita ingin membangun sebuah system IT yang baik
1.
Kelembagaan
Harus ada sebuah struktur organisasi yang khusus menangani obyek IT ini.
Struktur organisasi ini bertanggung jawab penuh kepada pimpinan/pembina jasa
konstruksi dan diserahi tugas menyelenggarakan system Informasi mulai sejak
pemrograman hingga pada pemeliharaan system. Ingat, sebuah system juga butuh
dipelihara agar bisa berjalan dengan baik. Pemeliharaan ini dapat berupa
jaminan atas ketersediaan system, keutuhan dan berjalannya fungsi.
2.
Sumber daya manusia
Orang-orang yang ditempatkan dalam struktur organisasi ini diwajibkan
memiliki visi yang maju dua atau tiga langkah kedepan. Mengendalikan IT adalah
mengendalikan data, analisis dan prediksi-prediksi. Orang yang hanya berfikir
untuk kepentingan organisasi saat ini saja tidak akan memiliki kapasitas yang
cukup dalam membanguan system IT yang baik.
3.
Perangkat keras & Perangkat lunak
Sebagaimana sebuah program komputer, lazimnya kita membutuhkan perangkat
keras yang baik, tahan lama dan berkapasitas besar. Dari sisi perangkat lunak
kita membutuhkan software resmi yang bisa
dipertanggungjawabkan legalitasnya, familiar dan relatif mudah dijalankan
4.
Substansi data (angka, huruf, foto,
suara, peta)
Ini bagian yang sangat penting dalam penyusunan sebuah system IT yang
baik. Kita membutuhkan banyak data berupa angka, huruf , foto obyek-obyek yang
akan dimasukkan dalam system, rekaman suara dan bahkan peta untuk mempermudah
pengguna menjalankan system ini.
Bagaimana memadukan system yang
tercerai berai dalam satu kesatuan besar yang komplit?
1. Mengumpulkan
Tahap yang harus dilalui di awal adalah tahap yang paling berat.
Mengumpulkan data jasa konstruksi (dari seluruh Indonesia) merupakan pekerjaan
yang memiliki tantangan luar biasa dan biaya yang besar.
2. Menyiapkan
Setelah data terkumpul tentu saja harus dipilih dan dipilah sesuai
dengan kepentingannya. Apakah kepentingan ini dari sisi planning atau
Controlling? Siapkan check list yang sesuai.
3. Menyimpan
Penyimpanan data harus dilakukan secara hati-hati. Data digital bisa
hilang dalam waktu sepersekian detik sesaat setelah kesalahan prosedur
penanganan system terjadi.
4. Memproses
Data yang tersimpan bisa diproses sesuai dengan kebutuhan pengguna. JIka
dibutuhkan dalam proses programming maka data akan disalurkan ke folder khusus
yang bisa diakses dengan mudah oleh para programmer. Demikian juga jika data
ini dibutuhkan untuk melakukan kontrol maka harus disediakan folder khusus yang
mudah diakses oleh para controller.
5. Menganalisis
Analisis dilakukan oleh para pengguna data. Analisis ini dapat mencakup
perkembangan, penyebaran atau bahkan penciutan atas hal-hal tertentu yang
bersangkutan dengan para pengguna data.
6. Menyebarluaskan
Tahap akhir adalah menyebarluaskan data. Dengan tercapainya tahap ini
maka keseluruhan system informasi jasa konstruksi dapat dikatakan telah
berjalan dengan baik. Tentu saja dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip
keamanan dan pemeliharaan yang telah disebutkan diatas.
Demikianlah, paling tidak, beberapa hal
yang dapat kita lakukan dalam membangun sebuah sistem Information Technology yang sarat data
informasi infrastruktur yang meliputi keseluruhan wilayah Gorontalo.
Semoga bermanfaat...
0 Response to "Peran Teknologi Informasi Dalam Pelayanan Jasa Konstruksi Kepada Masyarakat"
Post a Comment