Kewajiban Umum Arsitek Indonesia

Ada beberapa kewajiban umum yang diharapkan mampu diemban oleh arsitek Indonesia dalam menjaga etika profesinya sebagai arsitek. Kewajiban-kewajiban itu adalah :

1. Pengabdian Diri

Kita memulai pembahasan mengenai pengabdian diri seorang arsitek dengan memisahkan kedua kata diatas. Kata "pengabdian" dan kata "diri" menjadi pusat dari sub topik pertama ini.

Kesadaran diri seorang arsitek adalah kemampuan menilai sejauh mana kiprah yang dapat diberikan kepada masyarakat dan sejauh mana pula kiprah tersebut telah pernah diberikan. 

Kesadaran diri seorang arsitek juga dapat diartikan sebagai kemampuan menilai skill individual atau interpretasi atas kemampuan disain yang dimilikinya dalam memenuhi kebutuhan owner selama masa praktik profesinya dijalankan. Interpretasi ini bisa didapatkan dengan beberapa jalan seperti melihat sejauh mana prestasi yang pernah diraih, menilai kepuasan owner dengan bahasa imbalan yang memadai, meminta pendapat mengenai diri sendiri dari seorang teman yang jujur atas diri kita atau jika semua jalan diatas tertutup dapatlah sang arsitek menilai diri sendiri dengan parameter kepuasan diri atas karya-karyanya selama ini.

Kesadaran diri seorang arsitek juga dapat diartikan sebagai kemampuan memaksimalkan potensi diri sendiri dalam menyalurkan emosi, motivasi, keindahan disain, kemampuan mengolah tantangan menjadi potensi disain dan lain-lain.

Jangan lupa, sebagai manusia, seorang arsitek juga dibekali kemampuan naluriah mengenali bahaya.  Seorang arsitek dituntut mampu mendeteksi resiko pekerjaannya dan melihat sejauh mana daya rusak sebuah ancaman. Ancaman ini bisa dikategorikan sebagai ancaman dengan daya rusak rendah yang dapat ditolerir, ancaman dengan daya rusak sedang yang memerlukan konsekwensi/treatment tertentu atau ancaman dengan daya rusak berat yang benar-benar harus dihindari.


Pengabdian diri seorang arsitek harus didasarkan pada kesadaran-kesadaran diatas.  Pengabdian diri seorang arsitek tidak selalu harus berbentuk sumbangan uang, bagi-bagi sembako atau kunjungan ke panti asuhan.  Sejauh mana kemampuannya dibaktikan, sejauh mana potensi dirinya didharmakan dan sejauh mana kemampuannya mendeteksi bahaya dan ancaman didedikasikan pada masyarakat bangsa dan negara akan menentukan kualitas pengabdian diri sang arsitek di mata masyarakat.


2. Pengetahuan dan Keahlian

Seorang arsitek adalah seorang pembelajar seumur hidup.  Ini dikarenakan arsitektur selalu berkembang dan proses belajar mengenai perkembangan ini tidak akan pernah berhenti hingga manusia punah. Periode pra sejarah dimana arsitektur identik dengan hunian kemudian pada periode klasik ketika arsitektur mendapatkan tempat pada disain jembatan, menara, monumen dan bahkan lukisan hingga pada periode awal abad 20 dengan arsitektur modern dan post modern adalah bukti bahwa arsitektur tak pernah mati. Pengetahuan mengenai arsitektur pun berkembang dari hanya sekedar bahan bangunan pembentuk struktur menjadi pengetahuan mengenai tekstur, warna, lighting dan bahkan pada hal-hal spesifik -seperti teknologi penyajian dan teknologi proses pembuatan karya-karya arsitektur- menjadi bagian yang memperkaya perkembangannya. Seorang arsitek dituntut mampu mengejar perkembangan cepat ini dengan metode belajar yang juga cepat.  Penggunaan media komputer, internet dan media online kemudian seperti menjadi kebutuhan primer dalam proses pembelajaran ini.
Berbeda dengan pengetahuan yang identik dengan kemampuan "mengenali sesuatu" maka keahlian (expertise is not a skill) yang identik dengan kemampuan "mendalami sesuatu" harus dipelajari dengan cara berbeda.  Dedikasi yang kuat, mental dan motivasi besar dibutuhkan untuk bisa menguasai sebuah keahlian.  Keahlian itu spesifik. Bisa saja seorang arsitek memilih untuk ahli di bidang sains bangunan atau ahli di bidang konsep disain atau ahli di bidang interior/eksterior bangunan, dll. Atau bahkan bisa juga sang arsitek mengkhususkan diri pada keahlian pada beberapa bidang diatas sekaligus.  
An Architect
picture by maxpixel.net

3. Standar Keunggulan


Arsitek Indonesia harus berani melakukan inovasi, pengembangan proses disain, eksploitasi teknologi disain dan penelitian arsitektural lainnya yang mendukung lahirnya karya-karya besar arsitek Indonesia.  Dengan demikian standar keunggulan arsitek Indonesia bisa naik dan bahkan bukan tidak mungkin arsitek Indonesia bisa menjadi standar bagi arsitek asing yang bekerja di Indonesia maupun di luar negeri.


4. Warisan Alam, Budaya dan Lingkungan


Sebagai perencana, arsitek dituntut peka terhadap sumber daya yang ada di lingkungan sekitarnya.  Dalam sebuah proses pembangunan eksploitasi terhadap sumber daya ini tentu saja tidak bisa dihindarkan. Namun ada rambu-rambu, ada rule yang harus ditaati oleh seorang arsitek dalam mengolah lingkungannya agar keberlangsungan ekosistem manusia di Bumi bisa terjaga dengan baik. Arsitek tidak boleh lupa bahwa di Bumi ini bukan hanya manusia yang hidup dan berkembang biak. Ada serangkaian keanekaragaman hayati yang terdiri dari flora dan fauna yang turut mempengaruhi ekosistem Bumi. Pengabaian terhadap hal ini akan menyebabkan kerusakan lingkungan yang berakibat pada kerugian pada anak cucu kita kelak. Pengalihfungsian lahan yang tadinya area resapan air menjadi permukiman misalnya, butuh kepekaan arsitek untuk menyaring apakah alih fungsi ini layak dilakukan ataukah merugikan ekosistem. Dalam tulisan sebelumnya saya sudah pernah menyampaikan bahwa seorang arsitek dituntut untuk mampu memprediksi bahaya yang akan diakibatkan oleh kehadiran obyek disainnya pada saat ini.  Melanjutkan contoh alih fungsi ini, kehadiran seorang arsitek diharapkan bisa mencari solusi jika memang lahan tersebut akan dialihfungsikan. Mewajibkan penggunaan sumur biopori, mengawasi secara ketat Koefisien Dasar Bangunan atau mengalokasikan area hijau di sekitar permukiman bisa manjadi alternatif pemecahan masalah tadi.  Itu baru satu contoh ya. Masih banyak contoh lain dimana kehadiran arsitek bisa menjadi jawaban atas kendala eksploitasi lingkungan dalam proses pembangunan.

Nilai budaya juga menghiasi obyek disain seorang arsitek.  Pola hidup, kebiasaan bertingkah laku, ide/gagasan, bahasa, alat pertukangan maupun aktifitas tertentu yang diwariskan turun temurun akan menemui muaranya saat manusia pemilik warisan budaya tersebut memutuskan untuk membangun lingkungannya.  Di lingkungan garis pantai yang panas misalnya, penduduk cenderung membangun rumahnya agak tinggi untuk mengurangi efek gerah karena suhu yang panas.  Sebaliknya di pegunungan penduduk cenderung membangun atap rumahnya agak rendah untuk mendapatkan efek hangat karena suhu pegunungan yang rendah.  Nilai budaya ini harus diperhatikan oleh arsitek dalam karya-karyanya.



5. Nilai Hak Asasi Manusia

Setiap manusia dilahirkan sama dalam kesetaraan. Karenanya arsitek dalam mendisain karyanya tidak boleh membeda-bedakan faktor kesetaraan ini. Faktor kesetaraan yang dimaksud adalah kesetaraan ras/suku, agama dan gender. 

6. Arsitektur, Seni dan Industri Konstruksi

Industri konstruksi saat ini telah berkembang sangat pesat. Jika kita melihat ke belakang, hasil karya arsitek zaman dahulu masih berkutat pada penggunaan material dan tata cara konstruksi sederhana. Pada saat ini penemuan baja, kaca, panel surya, teknologi disain berbasis komputer, dll menghiasi banyak karya arsitektur dunia. Industri konstruksi ini mendukung karya-karya seni arsitektur dunia seperti misalnya kolam renang di Sungai Hudson di Amerika, Infinity Tower di Korea Selatan dan disain struktur ringan Pavilliun Solar Volvo di Swedia. Adapula teknologi sketsa 3D yang dikembangkan oleh 3Doodler yang merupakan gabungan esensi printer 3D dan sebuah pena yang memungkinkan siapapun dapat menggambar sketsa 3D dengan mudah. 

Demikian kewajiban umum seorang arsitek Indonesia dalam berkiprah bagi bangsa dan negaranya. Meskipun bersifat umum namun kewajiban ini sangat menekankan pada lingkup tugas seorang arsitek yang bersangkutan dengan nilai diri, lingkungan, HAM dan teknologi. Kewajiban-kewajiban ini sejatinya bukanlah beban namun semestinya menjadi pola pikir, menjadi kepribadian dasar seorang arsitek Indonesia.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kewajiban Umum Arsitek Indonesia"

Post a Comment