Mahasiswa Dan Tantangan Membangun Indonesia Menuju Bangsa Yang Lebih Baik

Belajar di perguruan tinggi tentu saja merupakan kebanggaan bagi tiap anak bangsa. Sejak jaman dahulu saat Indonesia belum merdeka hingga beberapa tahun pasca kemerdekaan, banyak mahasiswa Indonesia yang belajar di luar negeri yang berperan aktif dalam melahirkan eksitensi bangsa ini dalam kancah pergaulan internasional.  Nama-nama besar seperti Dr Soetomo, Ir Soekarno, Dr M Hatta, K. H. Agussalim, Buya HAMKA, Dr. Bacharudin J Habibie, dll adalah beberapa dari mereka yang masih kita kenang nama besarnya hingga saat ini.


Sebagai anak bangsa yang beranjak dewasa, kehidupan mahasiswa penuh dinamika.  Batas peralihan dari anak ke dewasa ini bisa membuat remaja yang berstatus mahasiswa ini gelisah.  Mereka tidak boleh diperlakukan secara dewasa terlalu ketat, namun juga haram hukumnya mengganggap mereka masih anak-anak.  Kegelisahan remaja berstatus mahasiswa ini bisa menemui muaranya dimana saja.  Bergantung pergaulannya kemana, kita bisa melihat mahasiswa berada di dua kutub yang berbeda. Kutub baik dan kutub buruk.  Kutub buruk mahasiswa tidak terlalu terdengar namun kutub baik sangat sering diekspos media.  Kita lihat bagaimana mereka berperan saat berontak melawan kekuasaan pada peristiwa Malari 1974. Juga pada saat mereka memperlihatkan kedewasaannya meruntuhkan kekuasaan orde baru pada tahun 1998.  Baru-baru ini kegelisahan mereka juga memuncak saat tidak puas dengan produk-produk legislasi DPR RI.  

Sebagai orang "dewasa baru" pengalaman hidup mereka memang masih kurang namun semangat dan power fisik mereka bisa melampaui orang dewasa. Dan itu merupakan potensi dahsyat yang ada pada mereka. Kesegaran fisik dan otak yang belum memikirkan urusan-urusan orang dewasa pada umumnya (keluarga, pekerjaan, lingkungan sosial, dll) membuat mereka bisa lebih fokus pada tujuan-tujuan jangka pendek mereka. Potensi ini bisa diharapkan untuk membangun negeri kita menjadi lebih baik. Yuk simak apa saja yang bisa mereka lakukan untuk merubah negeri ini.


1. Peran Mahasiswa Dalam Meningkatkan IPM atau HDI

Indeks Pembangunan Manusia atau Human Development Index adalah alat ukur yang dipakai di seluruh dunia untuk menentukan level pembangunan di sebuah negara.  Dengan angka-angka dalam IPM ini PBB menentukan tingkat kemakmuran dan kualitas pembangunan hidup manusia di setiap negara. Kualitas IPM dibagi atas IPM sangat tinggi (Norwegia, Australia, Swiss, Jerman dan Denmark), IPM tinggi (Belarus, Oman, Barbados, Uruguay, Bulgaria), IPM sedang (Moldova, Botswana, Gabon, Paraguay, Mesir, Turkmenistan, Indonesia) dan IPM rendah (Swaziland, Suriah, Angola, Tanzania, Nigeria).  Selain sebagai alat ukur, di Indonesia IPM digunakan juga untuk menentukan besaran Dana Alokasi Umum yang diterima oleh tiap daerah/provinsi.  Ada tiga parameter pembangunan manusia yang perlu diketahui yaitu :

a. Umur panjang dan hidup sehat
Untuk bisa meningkatkan kualitas hidupmu tentu saja kamu butuh umur yang lebih panjang dan lebih sehat. Umur panjang dan sehat harus selalu berkaitan. Umur panjang dengan tidak sehat tentu saja mubazir sedangkan umur pendek sudah tentu kamu tahu apa artinya.  Tidur cukup, berolahraga, minum kopi (Antioksidan dalam biji kopi dapat membantu memerangi radikal bebas dan mencegah penyakit kronis seperti penyakit jantung dan kanker), menghabiskan waktu bersama orang tercinta, makan pedas, makan makanan sehat (jauhi alkohol, narkoba, rokok dan junk food), isi waktu luang dengan kegiatan bermanfaat (belajar, hafal Al Qur'an, menulis, melakukan hobi, dll), sering berhubungan seks (ups...ini tentu saja untuk yg sudah menikah ya), banyak senyum dan tertawa dan menyediakan waktu untuk liburan dari aktivitas rutin adalah hal-hal ringan namun penting yang dapat dilakukan oleh seorang mahasiswa untuk mengisi umurnya dan hidup secara sehat.
Oh iya, selain faktor sehat, kamu juga harus bahagia. Stress bisa membuat fisik kita sakit-sakitan dan akhirnya tidak produktif sebagai anak muda Indonesia yang diharapkan semangat pembangunannya.  Untuk hidup bahagia kamu perlu harus hidup aktif (jangan malas, lakukan sesuatu apapun itu agar tidak cenderung terlihat lamban dan malas), bersyukur (hei...apa yang kamu dapat hari ini pasti atas seizin Allah kan?), tertawa (fikirkan hal-hal ringan disela rutinitas dan kalo perlu sempatkan nonton komedi tapi jangan berlarut-larut), mandi dan merawat diri (ini sieh wajib ya), membiasakan diri memberi (sedekah, derma, senyuman, dll) dan terakhir jangan gengsi mengucapkan tiga kata ini (minta tolong, maaf, terima kasih)

b. Pengetahuan
Mencari ilmu itu penting. Rasul mengajari kita untuk belajar sejak dari ayunan hingga akhir hayat.  Dengan perkembangan tekonologi terkini, belajar menjadi tuntutan utama. Dahulu sekitar zaman kemerdekaan Indonesia diplokalamirkan, masyarakat harus dibujuk untuk sekolah. Sekarang sekolah menjadi kebutuhan utama. Undang-undang malah mewajibkan pemerintah menyediakan 20%  dana APBN dan APBD untuk sektor pendidikan.

c. Standar Hidup Layak
Nah ini berhubungan dengan ekonomi negara kita.  Untuk mendapatkan IPM yang tinggi, Pendapatan Domestik Bruto atau PDB kita harus tinggi.  Dengan PDB yang tinggi bisa diartikan negara kita makmur dan itu artinya, sebagai remaja atau "orang dewasa baru", kebutuhan hidup mahasiswa Indonesia selalu terpenuhi dengan baik.


2. Peran Mahasiswa Dalam Menaklukkan tantangan Indonesia Era 4.0

Era industri 4.0 saat ini sedang booming dibicarakan di berbagai forum.  Indonesia sedang menyesuaikan dengan era interkoneksi dan era automatisasi yang berkembang sangat cepat ini.  Tentu saja para mahasiswa memegang peranan disini karena mayoritas mereka yang berumur 40-an pada hari ini, lahir sebelum era komputer ditemukan.  Beberapa dari generasi 40-an ini malah ada yang gaptek dan tidak bisa menangani komputer.  Lalu apa saja tantangannya di era industri 4.0? Mari kita deskripsikan satu persatu.

a. Memberdayakan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) melalui teknologi dengan fasilitas platform e-commerce 
Sejak tahun 2014 penjualan online di Indonesia sudah mencapai US$1,1 Miliar.  BPS merealease data peningkatan hingga 17 persen untuk pasar berbasis digital ini.  Pada 2018 pertumbuhan E Commerse Indonesia sangat cepat. Ada 26,2 juta unit toko yang aktif dikunjungi oleh generasi milenial Indonesia.  Perbandingan harga yang mudah (tanpa harus keluar masuk toko secara fisik), fitur tawar menawar,  program promo, kelengkapan data spesifikasi barang, keberagaman dan kualitas produk menyebabkan dalam kurun 4 tahun terakhir perdagangan melalui E Commerce Indonesia mengalami peningkatan hingga 500%.  Angka terakhir menyebutkan saat ini transaksi digital Indonesia mencapai US$27 Miliar atau sekitar Rp391 Triliun.
Meskipun angka diatas menyebabkan Indonesia menempati peringkat pertama negara dengan transaksi ekonomi terbesar di Asia Tenggara (berkontribusi 49% dari seluruh transaksi elektronik di semua negara Asia Tenggara) namun produk-produk asal Indonesia hanya 10% yang diperjualbelikan.  Itu artinya Indonesia hanya berperan sebagai market saja.  Disinilah mahasiswa Indonesia dituntut berperan aktif dalam "perang dagang" ini.  Pembuatan produk lokal, penelitian atas pengembangan dan inovasi produk dalam negeri ataupun lebih jauh lagi bisa menciptakan e commerce baru di tanah air akan menjadikan produk dalam negeri merajai pasar e commerce Indonesia.
b. Memajukan jaringan internet berkecepatan tinggi, pusat data cloud
Dalam industri telekomunikasi, internet bagaikan jalan raya. Sempitnya badan jalan, ketidakteraturan ruas jalan dan kondisi jalan yang jelek menyebabkan kelambatan arus transportasi.  Yang terjadi kemudian adalah ekonomi biaya tinggi dan daya saing yang rendah.  Teknologi LTE atau 4G di Indonesia sangat terlambat di adopsi.  Saat ini Indonesia menempati peringkat 122 dunia dalam kategori kecepatan internet.  Indonesia kalah dengan Philipina (101), vietnam (99) dan bahkan kalah dari negara-negara Afrika seperti Ghana dan Angola.  

Pada umumnya Indonesia mengadopsi teknologi baru berkisar 4-7 tahun setelah teknologi seluler diluncurkan. Termasuk adopsi LTE tahun ini, yang berselang 5 tahun dari peluncuran pertamanya di Stockholm pada Desember 2009. Jika mengikuti pengalaman sebelumnya, maka adopsi 5G akan terjadi sekitar tahun 2025, karena teknologi tersebut akan diluncurkan pada 2020.

Pemerintah perlu menyiapkan agar adopsi 5G terjadi 1-2 tahun setelah dikomersialkan. Kurang tepat, jika saat ini pemerintah hanya fokus ke 4G, dengan alasan 5G masih lama. Persiapan memang butuh waktu lama, karena menyangkut ketersediaan frekuensi, ekosistim dan daya beli pasar. Nah mahasiswa Indonesia bisa terlibat dalam percepatan ini.  Belajar lebih keras agar secepatnya meraih gelar sarjana dan terjun total ke dunia pengembangan internet akan membantu pemerintah minimal dalam menyediakan SDM unggul sebagai "otak" adopsi teknologi 5G di Indonesia.

c. Pengembangan infrastruktur digital nasional
Kesulitan pengembangan infrastruktur jaringan internet dimulai dari proses perizinan yang panjang, kendala lapangan dari pihak-pihak yang tidak berkompeten, letak geografis negara kepulauan Indonesia yang menuntut banyak peralatan mekanis berbiaya tinggi, kondisi jalan di pedalaman/daerah terpencil yang rusak berat dan penataan kota yang sering berubah, dll


Operator seluler di Indonesia juga saat ini masih mengkonsentrasikan diri pada pelayanan di pusat-pusat kegiatan masyarakat. Ini dimaklumi dengan alasan hukum ekonomi. Operator tentu saja khawatir jika investasi di daerah terpencil yang berbiaya besar tidak mampu diimbangi dengan daya beli masyarakat yang dilalui jaringan selularnya. Karenanya perlu kebijakan khusus dari pemerintah untuk mengatur regulasi tentang hal ini.  Mahasiswa Indonesia bisa berperan dalam segmen ini dengan ikut memikirkan atau meneliti pengembangan teknologi murah untuk jaringan internet atau bahkan bisa juga masuk ke tataran pembuat kebijakan untuk mempengaruhi kebijakan fasilitas khusus bagi operator yang berani ambil resiko menggelar jaringan di pedalaman.


3. Isu Lingkungan


Kerusakan alam akhir-akhir ini banyak dibicarakan di tingkat internasional.  Puluhan LSM internasional dan lokal terbentuk untuk menggalang usaha menuju perlindungan dan perbaikan atas kerusakan ini.  Kerusakan lingkungan bisa saja terjadi karena bencana alam juga bisa terjadi karena ulah manusia. Letusan gunung berapi, tsunami dan gempa bumi adalah contoh kerusakan karena bencana alam. Namun ada juga kerusakan yang diakibatkan oleh kejahilan tangan manusia.  Pencemaran limbah industri, banjir akibat kesalahan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), berkurangnya produksi ikan akibat pembabatan mangrove dan tanah longsor sebagai akibat dampak langsung kerusakan hutan adalah beberapa yang bisa kita sebut sebagai ulah manusia yang tidak memperhatikan kelangsungan lingkungan hidup dalam membangun.  Mahasiswa dapat berperan dalam menanggulangi kerusakan lingkungan ini dengan melakukan beberapa kegiatan seperti : aktif dalam penanaman pohon pada hutan yang rusak, aktif dalam perlindungan mangrove dengan turut melakukan advokasi sadar lingkungan di sepanjang pesisir pantai, penggalangan dana bencana alam, dan paling tidak mahasiswa bisa turut aktif menyuarakan perlindungan lingkungan hidup melalui media sosial seperti tweet dan facebook.


4. Infrastruktur


Kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan adalah tantangan tersendiri dalam memeratakan pembangunan ke seluruh tanah air.  Karenanya pembangunan infrastruktur wajib dikebut dalam mengejar ketertinggalan Indonesia dari negara-negara lain.  

a. Pemerataan Kesempatan Menikmati Kue Pembangunan
Ketidak seimbangan jumlah badan usaha besar dengan pesaingnya dari jenis badan usaha menengah dan kecil masih sangat terasa.  Padahal sebagian besar anggaran pembangunan justru hanya bisa dikerjakan oleh pengusaha besar sedangkan sebaliknya anggaran pekerjaan untuk mayoritas badan usaha (mereka terdiri dari badan usaha kecil dan menengah) sangat sedikit.  Pada tataran ini mahasiswa dituntut untuk bisa belajar ekstra keras agar setelah meraih gelar kesarjanaan bisa aktif membesarkan badan usaha kecil dan menengah.  

b. Regulasi
Regulasi dan instansi yang dibuat pemerintah juga belum maksimal.  Masih banyak daerah yang belum membentuk OPD yang tugasnya khusus menangani jasa konstruksi padahal justru belanja modal di daerah-daerah saat ini meningkat tajam dengan kebijakan pemerintah untuk menggenjot infrastruktur.  Untuk tantangan yang satu ini, mahasiswa bisa berperan dalam menyuarakan pentingnya regulasi pada forum-forum diskusi resmi yang diadakan pemerintah maupun badan non pemerintah.  

c. Sertifikasi Tenaga Ahli dan Tenaga Terampil
Sertifikasi bagi tenaga ahli dan tenaga terampil juga masih kurang.  Kurangnya sertifikasi ini menyebabkan kurangnya daya saing tenaga kerja lokal dari tenaga kerja asing yang mulai membanjiri Indonesia. Mahasiswa dituntut kesadarannya untuk dapat berperan aktif mendorong penyusunan kebijakan-kebijakan strategis dan aplikatif dalam menggenjot besaran tenaga kerja bersertifikasi ini.

5. Ekonomi


a. Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia secara rata-rata, tumbuh dengan laju 5,27% year-on-year dalam dua dasawarsa terakhir (2000-2018).  Namun ada data yang menggelisahkan sebagian ekonom Indonesia yaitu fakta bahwa Dana Moneter Internasional (IMF) baru saja memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dari sebelumnya 3,5% menjadi menjadi 3,3% di tahun 2019.  Hal ini akan merembet ke iklim bisnis dan industri domestik yang akan semakin sulit berekspansi. Namun di tengah kondisi global yang menurun saat ini, masih ada sejumlah aspek yang dapat dikendalikan oleh pelaku usaha yaitu dari sisi input yang terkait dengan biaya bahan baku dan tenaga kerja.  Penyusunan kerangka kebijakan yang tepat dan cepat juga dalam implementasi atas kebijakan-kebijakan itu bisa didorong oleh mahasiswa agar lebih cepat terwujud.

b. Daya Saing dan Produktivitas
Secara singkat, isu dalam dunia usaha yang sangat menonjol saat ini berkaitan dengan daya saing dan produktivitas. Indonesia bersaing ketat dengan negara-negara tetangga yang bisnis dan industrinya melaju dengan cepat serta efisien lantaran memiliki produktivitas dan daya saing yang tinggi.
Pekerjaan rumah pemerintah selanjutnya tak hanya sekadar mengakselerasi pertumbuhan agar dapat mencapai laju 6%-7% per tahun. Akan tetapi juga memastikan pertumbuhan ekonomi sejalan dengan peningkatan jumlah orang bekerja, penurunan kemiskinan yang lebih signifikan, dan pengurangan ketimpangan sosial.

c. Pemerataan Pembangunan keluar Jawa.
Belum lagi ketimpangan yang tercermin dari konsentrasi PDB di Pulau Jawa. Tercatat, porsi PDB di Jawa pada 2014 mencapai 57,4%. Tahun lalu, porsi tersebut justru makin meningkat menjadi 58,48% dari PDB Nasional.  Artinya, pembangunan dan kegiatan ekonomi Indonesia selama ini masih Jawa sentris. Ini perlu perhatian serius karena tak hanya menyangkut masalah ekonomi, tetapi juga terkait masalah politik.
Mahasiswa bisa saja secara pribadi per pribadi terjun ke dunia bisnis ini. Kita banyak melihat anak-anak muda yang secara mandiri melepaskan diri perlahan-lahan dari ketergantungan kepada orang tua dan kemudian sukses dengan bisnisnya sendiri.  Kemudahan bagi startup sebagaimana dibahas dalam topik e commerce diatas bisa dimanfaatkan untuk menjalankan bisnis kecil-kecilan untuk membiasakan jiwa enterpreneurship di kalangan mahasiswa.


Kalau membaca tantangan demi tantangan yang diuraikan diatas dan peran-peran besar maupun kecil yang akan berimpact besar pada perbaikan nasib bangsa ke depan sepertinya memang butuh effort luar biasa bagi anak-anak muda bertatus mahasiswa ini untuk terjun dalam usaha membangun bangsa menuju lebih baik. Namun tak ada yang tak mungkin bagi mereka yang percaya. Dengan kepercayaan diri yang besar, mahasiswa Indonesia harus yakin level kehidupan berbangsa kita bisa naik sedikit demi sedikit dan itu sangat bergantung pada eksitensi mereka di masa kini dan masa depan.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mahasiswa Dan Tantangan Membangun Indonesia Menuju Bangsa Yang Lebih Baik"

Post a Comment